Kamis, 12 Agustus 2010
infotainment, reality program dan tayangan tv yang meresahkan
FREE DOWNLOAD SOFTWEAR FOR PC, LAPTOP, HANDPHONE, ANTI VIRUS, ETC
Alhamdulillah, sekian lama yang dinantikan oleh pemirsa di indonesia, malaysia dan thailand akhirnya muncul jug, sebuah fatwa MUI yang memberikan rambu-rambu bagi tayangan ditelevisi indonesia.
Majelis Ulama
Indonesia mengharamkan
menceritakan aib orang di
depan umum Konsekuensinya,
MUI juga melarang membuat
berita yang menceritakan aib
orang lain.
"Ketiga, mengharamkan
penayangannya," kata Asrorun
Niam Saleh, Wakil Sekretaris
Komisi Fatwa MUI, menyebut
salah satu hasil Musyawarah
Nasional MUI, di Jakarta, Selasa
27 Juli 2010 malam.
Namun ketentuan ini tidak
berlaku jika ada pertimbangan
lain yakni demi kepentingan
umum. "Seperti kepentingan
penegakan hukum,
memberantas kemungkaran,
menyampaikan pengaduan,
meminta pertolongan, atau
meminta fatwa hukum," kata
Niam Saleh
(dikutip dari vivanews)
alhamdulillah MUI sudah mengeluarkan fatwa soal tayangan infotainment dan reality program yang sudah kelewat loss control ataupun sudah keblinger.
Infotainment dan reality program dewasi ini sudah menjadi tayangan dengan rating yang cukup tinggi, dan imbasnya acara ini makin variatif, TAPI sayang tidak diimbangi dengan penempatan kode etik ketimuran maupun norma agama sebagai acuan umum dinegara yang mayoritas muslim, namun tayangan-tayangan yang ditayangkan distasiun-stasiun televisi indonesia justru sangat vulgar seolah negara kita negara barat yang "bebas" dan termajinalkan ke majority kaum muslimnya.
Apakah pantas " membuka aib pribadi seseorang ditayangkan dan dijadikan komoditi untuk mengeruk keuntungan dan rating "
Apakah pantas " mengadu domba anak dengan orang tua, kakak dengan adik, teman dengan teman? "
Apakah pantas " masalah keluarga yang didalam nya bisa mengungkap aib satu keluarga? Ditayangkan dan di exploitasi sedemikian rupa untuk dijadikan program yang provitable "
"Apakah pantas seorang yang merebut suami ataupun istri orang di berikan ucapan selamat oleh pembawa acara/presenter, seolah itu hal yang sah-sah saja "
Apakah ini yang dikatakan sebagai karya jurnalistik, yang mereka gunakan sebagai alat justify? Apakah jurnalisme benar benar tanpa batasan lagi, dan boleh mengusik privasi seseorang? Di mana area hak pribadi dan mana area publik?
Saatnya stop untuk kevulgaran dan kebebasan yang sudah loss control, dan refleksikan diri para penggiat/rumah program dengan lingkungan/peradapan tempat kita tinggal, hargailah mayoritas pemirsa yang beradap ketimuran dan pemegang norma agama yang kuat, dan jangan rusak dengan program ataupun tayangan yang tidak mendidik. Mohon di ingat, para penganut kebebasan kehidupan "bebas" di negeri ini sebetulnya minoriti.
Dan jangan jadikan artis seolah olah seorang publik figur yang "nyata", jangan tanya soal video sex maupun kebebasan sex, kepada para selebritis yang nota bene emang udah pada loss control, direfleksikan sebagai jawaban rakyat indonesia, itu benar-benar suatu yang fatal, karena kehidupan rakyat indonesia masih jauh dari gambaran yang diperlihatkan para selebritis indonesia. Survei ya tanya kepada masyarakat biasa jangan kepada selebriti.
" waspadalah... Bimbing dan awasi anak-anak kita terhadap tayangan yang mereka tonton, dan eratkan lagi sifat social di lingkungan kita "
AddUrlYahoo
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Komentar Anda Disini